Jakarta – Industri olahraga dinilai memiliki potensi strategis sebagai salah satu motor penggerak ekonomi nasional. Besarnya jumlah penduduk Indonesia, yang diiringi meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup aktif dan sehat, mendorong sektor ini terus tumbuh. Perkembangannya mencakup berbagai lini, mulai dari produksi alat dan perlengkapan olahraga, penyediaan jasa dan event, hingga penguatan ekonomi kreatif serta sport tourism.
Aktivitas ekonomi dalam industri olahraga mencakup spektrum yang luas, mulai dari layanan kesehatan dan rehabilitasi, pengembangan wisata olahraga, perdagangan produk dan perlengkapan olahraga, pembangunan serta pemeliharaan fasilitas olahraga, hingga penyelenggaraan dan pemasaran berbagai ajang olahraga. Rangkaian aktivitas tersebut tidak hanya menggerakkan sektor ekonomi, tetapi juga menciptakan beragam peluang kerja dan usaha, termasuk bagi insinyur dan pengembang fasilitas, pelatih dan tenaga medis olahraga, jurnalis serta komentator, hingga pelaku usaha ritel perlengkapan olahraga.
Olahraga juga telah menjadi bagian integral dari industri rekreasi yang terus berkembang. Dampaknya tidak hanya dirasakan dalam aspek ekonomi, tetapi juga sosial, antara lain melalui peningkatan produktivitas masyarakat, pengembangan kualitas individu, serta potensi penurunan biaya kesehatan dalam jangka panjang. Selain itu, industri olahraga memiliki keterkaitan erat dengan berbagai sektor strategis lainnya, seperti pendidikan, real estate, dan pariwisata, sehingga menimbulkan implikasi ekonomi yang luas dan berkelanjutan.
Secara global, industri olahraga menunjukkan tren pertumbuhan yang signifikan. Nilai industri ini diperkirakan meningkat dari 388,28 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 440,77 miliar dolar AS pada 2021, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (Compound Annual Growth Rate/CAGR) sebesar 13,5 persen. Bahkan, pasar industri olahraga global diproyeksikan mencapai 599,9 miliar dolar AS pada 2025 dengan CAGR sekitar 8 persen, melampaui laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dunia yang berada di kisaran 3,2 persen. Kondisi tersebut mendorong sejumlah negara maju, seperti Amerika Serikat, China, Inggris, dan Korea Selatan, untuk menjadikan industri olahraga sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Dosen Ilmu Keolahragaan Universitas Muhammadiyah Cirebon, Wahyu Erfandy, menilai perputaran uang di industri olahraga Indonesia telah mencapai angka yang sangat signifikan. Meski demikian, ia menilai potensi besar tersebut belum sepenuhnya tergarap secara optimal.
Jika hal ini bisa digarap secara optimal, ia yakin dapat berdampak pada perputaran ekonomi masyarakat mencapai lebih dari 100 Triliun Rupiah.
“Potensi industri olahraga di Indonesia sangat besar. Jika digarap dengan benar, estimasi uang yang beredar di sektor ini mencapai Ratusan triliun rupiah dan itu mencakup banyak subsektor, mulai dari produk olahraga, jasa, sampai ekonomi kreatif yang berbasis konten dan digital,” ujar Wahyu Erfandy.
Menurutnya, industri olahraga tidak hanya berkaitan dengan pertandingan atau prestasi atlet, tetapi juga berhubungan erat dengan sektor manufaktur dan UMKM. Produk lokal seperti apparel, sepatu, helm, aksesoris olahraga, hingga makanan sehat dinilai memiliki peluang besar untuk berkembang dan bersaing jika mendapat dukungan kebijakan yang tepat dan berkelanjutan.
“Industri olahraga bisa menjadi motor baru bagi manufaktur nasional dan UMKM. Produk lokal punya pasar yang besar, dan ini juga membuka lapangan kerja baru serta mendorong kemandirian ekonomi masyarakat,” kata Wahyu.
Wahyu juga menyoroti efek berganda industri olahraga terhadap sektor lain, seperti pariwisata, kesehatan, media, food and beverage, hingga perhotelan. Ia menilai sport tourism berbasis aktivitas, seperti bersepeda di destinasi alam, menjadi contoh konkret bagaimana olahraga mampu menggerakkan ekonomi lokal.
“Karena itu, lahirnya Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga di Kemenpora adalah langkah strategis. Negara hadir untuk mengorkestrasi potensi besar ini agar industri olahraga tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi menjadi ekosistem yang terarah dan berkelanjutan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir menyebut industri olahraga global saat ini memiliki nilai ekonomi yang sangat besar dengan proyeksi mencapai 521 miliar dolar AS.
“Sport industry sudah bernilai 521 miliar dolar. Ini bukan angka kecil. Jika kita pandai mengelola, bisa menjadi sektor yang sangat menguntungkan bagi ekonomi Indonesia,” ujar Erick saat Indonesia Sports Summit 2025 di Indonesia Arena, Jakarta.
















