Bogor – Wakil Ketua Umum DPP KNPI, Raden Umar, menegaskan bahwa pemuda dan mahasiswa Indonesia harus berani mengambil peran lebih besar dalam melawan dominasi oligarki sumber daya alam (SDA) yang dinilainya menjadi penghambat utama kedaulatan ekonomi nasional. Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam Studium Generale Musyawarah Kerja Aliansi BEM se-Bogor Raya di Kampus STIE GICI Bogor, Sabtu (15/11/2025).
Menurut Umar, situasi geopolitik global yang semakin tidak stabil diperburuk oleh konsentrasi penguasaan SDA oleh segelintir elite ekonomi yang mendominasi ruang produksi, ekosistem bisnis, hingga arah kebijakan negara.
“Oligarki SDA telah menguasai ruang hidup rakyat, merusak lingkungan, melemahkan ekonomi, bahkan mengancam kedaulatan negara. Pemuda tidak boleh diam,” tegasnya.
Umar menilai bahwa SDA bukan sekadar komoditas ekonomi, tetapi instrumen kedaulatan bangsa. Dominasi oligarki, katanya, menyebabkan ketimpangan sosial, terbatasnya akses masyarakat terhadap kekayaan alam, serta terhambatnya peningkatan kesejahteraan publik.
“Jika SDA dikuasai oligarki, maka ketahanan pangan, energi, dan industri nasional ikut terganggu. Dampaknya langsung memukul kedaulatan ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dana triliunan rupiah yang selama ini “bocor” ke tangan oligarki sejatinya dapat dialihkan untuk pendidikan murah, layanan kesehatan gratis, serta pembangunan yang merata di daerah.
“Dana rakyat bocor ratusan bahkan ribuan triliun setiap tahun ke tangan oligarki. Jika ini bisa kita rebut kembali melalui kerja bersama, saya yakin dana tersebut dapat digunakan sebaik-baiknya untuk pembangunan nasional,” tegasnya.
Lebih lanjut, Umar menyampaikan sejumlah langkah strategis yang perlu segera dilakukan negara untuk memulihkan kedaulatan SDA.
“Kita harus memperkuat regulasi yang adil dan berpihak pada rakyat, menegakkan hukum terhadap kartel dan mafia SDA, membuka data publik terkait izin dan eksploitasi SDA secara transparan, memberdayakan pemuda dan masyarakat sebagai pelaku utama pengelolaan SDA, serta membangun kolaborasi nasional lintas elemen untuk melawan praktik rente dan monopoli,” paparnya.
Ia juga mengapresiasi langkah tegas pemerintah dalam penertiban kawasan hutan yang dikuasai cukong sawit dan penindakan terhadap tambang ilegal.
“Kita patut mengapresiasi langkah pemerintah melalui Satgas PKH dan berbagai kebijakan lainnya dalam melawan praktik oligarki dan kartel yang menggerogoti sumber daya nasional,” ujarnya.
Umar menegaskan bahwa pemuda memiliki tanggung jawab historis untuk mengambil bagian dalam agenda reformasi SDA melalui empat peran utama: sebagai kontrol sosial, penggerak komunitas dan desa, inovator hijau dan teknologi ramah lingkungan, serta agen advokasi kebijakan publik.
“Pemuda adalah energi moral dan intelektual bangsa. Tanpa mereka, reformasi SDA tidak mungkin berjalan,” katanya.
Ia menutup pernyataannya dengan pesan agar mahasiswa menghindari jalan pintas dan terus mempersiapkan diri dalam perjuangan menjaga kedaulatan bangsa.
“Tak ada sukses yang instan. Siapkan diri, konsisten, dan jangan pernah takut menghadapi oligarki SDA. Masa depan Indonesia ada di tangan pemuda,” pungkasnya.
