Surabaya – Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kementerian Agama (Kemenag) terus memperkuat peran remaja sebagai agen perubahan dalam membangun generasi tangguh, berkarakter, dan bebas dari perilaku berisiko. Salah satu upaya nyata dilakukan melalui kegiatan Peer Educator Bimbingan Remaja yang digelar di Surabaya, Rabu (5/11/2025).
Kegiatan ini melibatkan 369 remaja dari tujuh provinsi, yaitu Sumatera Utara (30 peserta), NTB (34), Lampung (15), Kalimantan Selatan (69), Jawa Tengah (21), Banten (60), Jawa Timur (80), dan Jawa Barat (60). Mereka berasal dari berbagai madrasah dan sekolah, seperti SMK Wachid Hasyim Pasuruan, MA Tachsinul Akhlaq Surabaya, MAN Surabaya, dan MA Darul Ulum Sidoarjo.
Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Ahmad Zayadi menjelaskan, program ini dirancang untuk membentuk duta remaja yang mampu menjadi perpanjangan tangan Kemenag dalam mengedukasi teman sebaya.
“Sebagai duta, mereka memiliki semangat dan pengalaman untuk mencegah perkawinan anak serta seks pranikah. Ini adalah tugas yang sangat mulia,” ujar Zayadi saat membuka kegiatan.
Menurutnya, Peer Educator tidak hanya bertugas menyosialisasikan isu-isu penting, tetapi juga berperan sebagai motor penggerak perubahan di kalangan remaja.
“Mereka menjadi agen strategis dalam meningkatkan kesadaran tentang bahaya judi online, kenakalan remaja, serta perkawinan anak,” tambahnya.
Zayadi menilai pendekatan sebaya efektif karena komunikasi antarremaja berlangsung lebih terbuka dan setara.
“Keterlibatan remaja sangat penting karena mereka lebih memahami persoalan sosial di lingkungannya dan mampu menularkan semangat perubahan secara alami,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa tantangan remaja di era digital semakin kompleks.
“Tantangan zaman sekarang luar biasa. Karena itu, mitigasi harus dimulai sejak dini agar remaja siap menghadapi masa depan dengan karakter kuat, kesadaran sosial, dan spiritual yang kokoh,” ujarnya.
Sementara itu, Kasubdit Bina Keluarga Sakinah Zudi Rahmanto menuturkan bahwa program Peer Educator merupakan bagian dari ikhtiar Kemenag dalam membangun generasi yang mampu menavigasi tantangan zaman dengan nilai-nilai Qur’ani.
“Melalui program ini, para siswa diharapkan mampu mengenali tantangan era digital, mengambil keputusan yang tepat, dan membangun keterampilan hidup sehat untuk mencegah perkawinan anak serta perilaku berisiko lainnya,” kata Zudi.
Ia menambahkan, peserta juga mendapat pembekalan kepemimpinan dan komunikasi publik agar dapat menjadi panutan di lingkungan sekolah maupun madrasah.
“Pembinaan remaja adalah langkah awal membangun keluarga yang kuat dan berdaya, yang dimulai dari kesiapan generasi muda secara spiritual, emosional, dan sosial,” ujarnya.
Zudi berharap, gerakan Peer Educator dapat menumbuhkan ekosistem remaja yang saling menguatkan, mendorong perilaku positif, dan memperkokoh pondasi keluarga sakinah sejak dini menuju Generasi Unggul Indonesia Emas 2045.
