Jakarta — Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i memberikan pesan khusus kepada para mahasiswa saat membuka Kongres Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara (PMMBN) di Jakarta, Minggu (26/10/2025). Dalam sambutannya, Wamenag mengajak mahasiswa untuk berpikir jernih dan tidak mudah terprovokasi.
Kongres PMMBN yang mengusung tema “Mahasiswa Moderat, Negara Berdaulat, Indonesia Kuat” ini diikuti oleh sekitar 350 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Menurut Wamenag, mahasiswa moderat harus mampu berpikir terbuka, berani berdialog antaragama, dan bekerja sama untuk kepentingan kemanusiaan. Ia menegaskan bahwa moderasi beragama merupakan bagian dari semangat bela negara yang bertujuan memperkuat ideologi Pancasila, nilai persatuan, serta ketahanan moral bangsa.
“Saya ingatkan kepada adik-adik mahasiswa, jangan mudah terprovokasi. Mari berpikir dengan cara yang damai, inklusif, dan penuh tanggung jawab kebangsaan,” ujar Wamenag.
Sebagai bentuk komitmen dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan melalui perspektif moderasi beragama, Wamenag menyampaikan bahwa Kementerian Agama terus memperkuat pelaksanaan Gerakan Penguatan Moderasi Beragama Nasional 2025–2029, dengan menjadikan perguruan tinggi umum sebagai salah satu fokus strategis.
Romo berharap PMMBN dapat menjadi wadah inovasi dalam pembentukan karakter bangsa di lingkungan kampus.
“Dari sinilah akan lahir pemimpin-pemimpin masa depan yang mencintai persatuan di atas perbedaan, mampu menjembatani dialog antaragama, dan bekerja sama untuk kemaslahatan bersama,” tegasnya.
Lebih lanjut, Romo menegaskan bahwa moderasi beragama bukan berarti mengurangi keyakinan terhadap agama yang dianut, tetapi justru memperkuatnya.
“Ketika setiap pemeluk agama meyakini dan mengamalkan ajarannya dengan benar, kita akan hidup harmonis di tengah perbedaan. Sebab, tidak ada agama yang mengajarkan perpecahan,” jelasnya.
Ia menambahkan, semua agama adalah benar bagi masing-masing pemeluknya. Namun, sikap moderat berarti menghormati dan tidak mengganggu keyakinan orang lain tanpa harus menyamakan semua ajaran agama.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Staf Khusus Menteri Agama Nona Gayatri Nasution, Tenaga Ahli Menag Junisab Akbar, Direktur PAI Ditjen Pendis M. Munir, serta jajaran pengurus dan peserta kongres PMMBN.
