Berita  

Sumbang Dua Emas di Fornas VIII, Atlet BMX Lombok Kecewa Minim Apresiasi

Lombok – Di balik kesuksesannya mengharumkan nama daerah, atlet BMX asal Lombok Tengah, Losandia Oktadinata, menyuarakan kekecewaannya terhadap minimnya apresiasi dari pemerintah dan pihak terkait. Losandia berhasil menyumbangkan dua medali emas dalam ajang Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII 2025, namun mengaku tidak mendapatkan penghargaan yang layak.

“Perasaan pasti bangga bisa juara dan menyumbang dua emas. Tapi setelah itu justru kecewa karena tidak ada apresiasi yang pantas,” ungkap Losandia saat diwawancarai, Rabu (7/8).

Losandia kecewa dengan tidak hadirnya pihak-pihak penting, baik dari Inorga ABI (Asosiasi BMX Indonesia) maupun pejabat daerah dalam momen penyerahan medali. Ia menyebut hanya panitia lokal dan official setempat yang hadir dalam momen penting tersebut.

“Ini event nasional, tapi tidak ada satu pun dari pusat yang datang. Bahkan pejabat daerah juga tidak hadir. Sertifikat pun hanya dikirim lewat WhatsApp dalam bentuk PDF. Kita penggiat merasa tidak dihargai sama sekali,” tegasnya.

Ia membandingkan Fornas dengan event skala kecil yang menurutnya justru lebih menghargai simbolisme penghargaan.

“Event kampung saja piagamnya dikasih langsung. Ini kok malah PDF,” ujarnya kecewa.

Kekecewaan Losandia semakin dalam setelah mengetahui bahwa tidak ada bonus yang diberikan kepada peraih medali emas. Informasi ini baru ia terima setelah ajang Fornas selesai.

“Menurut saya, ini kekecewaan nomor satu. Dari awal KORMI tidak pernah menyampaikan soal ada atau tidaknya bonus. Setelah Fornas selesai baru diberi tahu kalau bonus tidak ada. Kalau saya tahu dari awal, mungkin saya tidak ikut,” katanya.

Sebagai kepala keluarga, Losandia merasa mengalami kerugian materi dan waktu. Ia bahkan sudah mencoba mengonfirmasi melalui Ketua Komunitas BMX Lombok kepada Sekretaris KORMI, namun jawaban tetap sama: tidak ada bonus.

Meski kecewa, Losandia tetap bertekad untuk terus berkarya sebagai konten kreator BMX. Ia aktif di media sosial dan rutin berlatih untuk memproduksi konten yang menginspirasi.

“Saya tetap latihan untuk bikin konten. Ini juga profesi saya sekarang. Harapannya, semoga karier saya di dunia konten terus konsisten,” ujarnya.

Namun, ia mengaku khawatir dengan masa depan olahraga BMX freestyle di Lombok, terutama dalam hal regenerasi atlet.

“Kalau perhatian terus kurang seperti ini, regenerasi atlet BMX di Lombok bisa berkurang. Bahkan bisa hilang sama sekali. Semoga pengalaman saya bisa jadi pelajaran buat teman-teman dan pihak terkait,” pungkasnya.

Exit mobile version