Berita  

Dosen UIN Mataram Dilaporkan Mahasiswa atas Dugaan Pelecehan Seksual

Mataram – Dugaan tindak kekerasan seksual kembali mencuat di lingkungan kampus. Kali ini, kasus tersebut melibatkan seorang oknum dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram berinisial WJ, yang diduga melakukan kekerasan seksual terhadap sejumlah mahasiswa.

Kasus ini pertama kali terungkap setelah sejumlah mahasiswa yang tinggal di Ma’had (asrama kampus) melaporkan tindak pelecehan tersebut ke Subdit IV Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Nusa Tenggara Barat (NTB).

Koordinator Aliansi Stop Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi, membenarkan bahwa oknum dosen tersebut bahkan sempat mendatangi Polda NTB secara langsung untuk menemui korban yang melaporkannya.

“Awalnya, dia datang ke Polda untuk melabrak korban,” ujar Joko, Rabu (21/5).

Beruntung, korban sudah diamankan oleh pihak berwenang sebelum sempat berhadapan langsung dengan pelaku. Joko juga menyebut bahwa pelaku akhirnya mengakui perbuatannya saat berada di Polda NTB.

“Dalam sejarah, baru kali ini pelaku mendatangi kita di Polda dan mengaku,” ujarnya.

Menurut informasi, kasus ini sudah terjadi sejak tahun 2021. Hingga saat ini, lima dari tujuh korban telah memberikan keterangan kepada pihak kepolisian. Beberapa korban merupakan penerima beasiswa dan tinggal di Ma’had, sehingga berada dalam posisi rentan terhadap tekanan.

Modus yang digunakan oleh pelaku adalah memanipulasi korban dengan berpura-pura menjadi sosok ayah atau orang tua spiritual mereka. Tindakan tersebut dilakukan dengan pendekatan emosional yang dirancang secara matang.

“Dia memanipulasi relasi seolah menjadi ayah bagi mahasiswa. Ini bentuk relasi kuasa,” kata Joko.

Lebih memprihatinkan lagi, menurut pengakuan korban, kasus ini sebenarnya sudah pernah dilaporkan ke pihak kampus. Namun, laporan tersebut tidak ditindaklanjuti. Bahkan, pihak kampus disebut sempat meminta korban untuk tidak menyebarluaskan kejadian yang menimpanya.

Oknum dosen berinisial WJ saat ini telah menjalani pemeriksaan di Polda NTB terkait dugaan pelecehan seksual tersebut. Pihak berwenang terus mendalami kasus ini, dan para aktivis berharap tindakan tegas segera diambil agar menciptakan lingkungan kampus yang aman dan bebas dari kekerasan seksual.

Exit mobile version