banner 728x250
Berita  

Kadispar Lombok Tengah: Kecimol Bukan Bagian dari Budaya Sasak

banner 120x600

Lombok Tengah Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Sungkul, menegaskan bahwa kelompok Kecimol bukan bagian dari budaya Sasak. Pernyataan ini disampaikan menanggapi keluhan Asosiasi Kecimol Nusa Tenggara Barat (AK NTB) yang mengaku kerap dilarang tampil di sejumlah wilayah karena dianggap menimbulkan keresahan masyarakat.

Menurut Sungkul, pengembangan sektor pariwisata tidak boleh mengabaikan nilai-nilai budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Ia menilai, penampilan kelompok Kecimol sering kali menampilkan joget yang dinilai tidak pantas dilihat oleh masyarakat dan tidak mencerminkan budaya Lombok yang santun dan religius.

banner 325x300

“Pengembangan pariwisata harus tetap mempertahankan nilai budaya lokal. Kecimol bukan bagian dari budaya kita karena sering menampilkan joget vulgar,” ujar Sungkul.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kesenian lokal yang mencerminkan identitas budaya Sasak harus dijaga dan dilestarikan. Sungkul mencontohkan kesenian Genggong, Kelentang, dan Gendang Beleq sebagai warisan budaya yang patut dibanggakan.

“Kalau Kecimol ini hasil pungut sana-sini, lama-lama musik kita kehilangan identitas,” imbuhnya.

Sungkul juga menyoroti citra kelompok Kecimol di mata masyarakat yang menurutnya perlu diperbaiki. Ia mengingatkan agar kelompok tersebut tidak menampilkan tarian atau atraksi berlebihan, terutama di wilayah yang dikenal religius.

“Misalnya di Desa Mertak Tombok, mereka dilarang tampil karena daerah itu banyak pesantren. Tidak elok juga kalau tampil di jalan yang ada TPQ dan pengajian. Saya yakin ketua asosiasinya pun sulit mengontrol anggotanya saat tampil,” ujarnya.

Sebagai solusi, Kadispar Lombok Tengah itu mengusulkan agar kelompok Kecimol mengubah konsep pertunjukan menjadi lebih tertata dan berkarakter seni, bukan sekadar hiburan jalanan yang berpotensi menimbulkan kemacetan dan keresahan.

“Sebaiknya buat pentas seni yang menonjolkan talenta, bukan di jalan umum yang kini sudah ramai. Jangan berpikir jalan umum itu masih seperti dulu,” tandasnya.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *